Emulsidan Teknologi High Internal Phase Emulsion. farset May 30, 2020 Mahasiswa S1 Leave a comment. GudangIlmuFarmasi - Emulsi merupakan campuran dari dua fase cairan yang tidak bergabung, seperti minyak dan air secara termodinamika. Pada umumnya emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu emulsi tipe minyak dalam air (M/A) dan emulsi tipe
Asamaskorbat memiliki beberapa sifat antara lain sebagai berikut. Berbentuk hablur atau serbuk. Berwarna putih atau kuning, dan akan menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara. Dalam kering, stabil di udara. Dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190°C. Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dan tidak
Efisiensiyang didapatkan mencapai 85 % untuk lingkungan tersebut [4]. Vitamin C dalam hal ini memiliki struktur kimia dengan 2 buah ion-OH, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu inhibitor korosi [5]. Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
menurutSNI 01-0222-1995 untuk asam benzoat adalah 600 ppm, sedangkan untuk kandungan asam askorbat terbanyak terdapat pada sampel A yaitu 2869 ppm. Kata Kunci - asam askorbat, asam benzoat, HPLC, methanol I. PENDAHULUAN Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fasa gerak dan
PDF| Daging ayam yang umumnya berupa daging ayam karkas broiler merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi dan mudah busuk sehingga | Find, read and cite all the research you
yxCK. PENDAHULUAN Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang menggabungkan antara ilmu Fisika dengan ilmu Farmasi. Ilmu Fisika mempelajari tentang sifat-sifat fisika suatu zat baik berupa sifat molekul maupun tentang sifat turunan suatu zat. Sedangkan ilmu Farmasi adalah ilmu tentang obat-obat yang mempelajari cara membuat, memformulasi senyawa obat menjadi sebuah sediaan jadi yang dapat beredar di pasaran. Gabungkan kedua ilmu tersebut akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang berstandar baik, berefek baik, dan mempunyai kestabilan yang baik pula. Modul I ini menjelaskan perkenalan awal mengenai mata kuliah Farmasi Fisika, mengapa Farmasi Fisika itu merupakan ilmu yang penting dan wajib dipelajari dalam ilmu Farmasi. Berhubungan dengan ilmu ini, ilmu Fisika sangat mendukung dalam memenuhi kestabilan obat yang baik. Pengetahuan mengenai sifat fisika molekul zat obat merupakan dasar dalam penyusunan formula sediaan obat karena sifat fisika molekul obat lah yang akan memengaruhi aspek-aspek formulasi zat obat menjadi sebuah sediaan farmasi yang memenuhi syarat. Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan cara pengujian sediaan obat berdasarkan sifat fisika molekul obat. Secara khusus mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan dasar-dasar Farmasi Fisika serta mampu menjelaskan sifat fisik molekul obat. Untuk mencapai tujuan ini maka sebelum mengambil mata kuliah Farmasi Fisika, mahasiswa diharapkan telah memahami mata kuliah Fisika. Melihat pentingnya ilmu di atas, maka diperlukan penjelasan mengenai dasar-dasar Farmasi Fisika dan sifat fisika molekul obat meliputi indeks bias, rotasi optik, massa jenis dan konstanta dielektrikum yang dituangkan dalam modul I ini. Dengan adanya modul I ini, diharapkan mampu mempermudah mahasiswa dalam mengenal ilmu Farmasi Fisika, yang selanjutnya mahasiswa diarahkan mengenal sifat fisika molekul obat, yang merupakan dasar awal kestabilan sediaan farmasi.
Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang tidak larut yang tidak bercampur. Cairan yang dalam jumlah lebih besar adalah dispersan dan cairan yang dalam jumlah lebih sedikit adalah terdispersi, didistribusikan dalam tetesan yang sangat kecil yang tersebar dalam suspensi. Oleh karena itu, emulsi adalah dispersi koloid di mana fase terdispersi dan fase terdispersi berada dalam fase cair. Yaitu, emulsi terdiri dari suatu koloid, di mana partikel-partikel kecil suatu cairan didispersikan dalam cairan lain. Emulsi ekspresi berasal dari bahasa Latin emulsu yang berarti diperah, karena aspek seperti susu dari kebanyakan emulsi. Emulsi tidak stabil, tetapi beberapa zat dapat bertindak sebagai pengemulsi, memberikan stabilitas emulsi. Emulsi memiliki rantai panjang dan atom yang dihubungkan dengan kutub dan ujung non-polar, seperti halnya molekul deterjen dan sabun. Emulsi terbentuk ketika dua cairan tak bercampur dicampur, yaitu, cairan yang tidak bercampur. Dalam hal ini, salah satu cairan fase internal atau terdispersi ditemukan di dalam cairan lain fase eksternal atau kontinu. Ini juga disebut dispersi koloid, karena partikel-partikel kecil tetesan dari satu cairan didispersikan dalam cairan lain. Dari sudut pandang termodinamika, emulsi dianggap tidak stabil, ini berarti emulsi tidak terbentuk secara spontan. Untuk emulsi yang terbentuk perlu untuk memasok energi, yang dapat dibuat dengan menggunakan homogenizer, agitator atau menggunakan proses penyemprotan. Agar emulsi stabil, perlu menambahkan surfaktan pengemulsi atau surfaktan, yang membantu membuatnya stabil dan homogen. Mengingat bahwa senyawa surfaktan adalah zat organik yang memiliki karakteristik utama fakta bahwa mereka memiliki perilaku amfifilik, yaitu, mereka dapat berinteraksi dengan zat polar dan nonpolar. Sifat ini dijelaskan oleh fakta bahwa molekul-molekul ini memiliki daerah hidrofobik dan hidrofilik. Bagian hidrofobik, yang merupakan rantai karbon, berinteraksi dengan zat nonpolar, dan bagian hidrofilik atau ion dengan zat polar. Peran senyawa-senyawa ini adalah untuk membentuk film hidrofilik memiliki afinitas terhadap air di sekitar tetesan minyak, mencegah minyak dari pemisahan dengan waktu. Sebagai contoh, ketika telur terdiri dari lebih dari 60% air digunakan dalam pembuatan mayones, kita memiliki pembentukan emulsi yang dibentuk oleh minyak dan air. Tapi apa yang membuat emulsi ini stabil? Apa yang terjadi adalah bahwa dalam telur ada molekul yang disebut lesitin fosfolipid, dan itu membantu menjaga emulsi stabil, bertindak sebagai surfaktan. Tetapi menambahkan pengemulsi saja tidak cukup, karena stabilitas juga tergantung pada tiga fenomena lainnya kremasi atau sedimentasi, flokulasi, dan pecahnya emulsi karena penggabungan dari tetesan yang tersebar. Sedimentasi atau kremasi berhubungan dengan perbedaan kepadatan antara dua fase. Jika beberapa zat berada di atas, kita memiliki kremasi dan jika bermigrasi ke dasar kita mengalami sedimentasi. Flokulasi terkait dengan tabrakan antara tetesan emulsi, yang ketika agregat, tanpa memutus film antarmuka di antara mereka, dan membentuk butiran. Dalam koalesensi, film pecah, dan gumpalan yang dihasilkan lebih besar. Keberadaan fenomena ini menjelaskan mengapa kita harus mengalahkan mayones buatan sendiri dalam blender, sebuah proses yang juga dilakukan dalam mayones industri. Prosedur ini terkait dengan penambahan surfaktan bertanggung jawab untuk aspek homogen dan stabil yang kita ketahui tentang mayones, karena kalau tidak kita akan memisahkan fase air dari fase minyak. Ada beberapa faktor yang mendukung stabilitas emulsi, tegangan permukaan rendah, film antar muka yang kuat secara mekanis dan elastis, tolakan lapisan listrik ganda, volume kecil fase terdispersi, tetesan kecil, viskositas tinggi. Emulsi adalah campuran cairan heterogen dari dua fase atau lebih, biasanya tidak saling larut, tetapi disimpan dalam suspensi satu sama lain, oleh agitasi kuat atau pengemulsi yang mengubah tegangan permukaan. Ini adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Zat tertentu bertindak sebagai pengemulsi, yang berarti mereka membantu dua cairan berkumpul dan tinggal bersama-sama. Emulsi, dalam kimia fisik adalah campuran dari dua atau lebih cairan yang hadir sebagai tetesan, dengan ukuran mikroskopis atau ultramikroskopis, didistribusikan ke seluruh bagian lainnya. Emulsi adalah campuran dari dua cairan yang biasanya tidak bergabung, seperti minyak dan air. Ketika diaduk atau dikocok dengan kuat, dua cairan akan membentuk emulsi sementara. Dalam waktu yang relatif singkat, namun, keduanya akan terpisah menjadi lapisan yang berbeda. Emulsi permanen dapat dibuat dengan menambahkan zat ketiga, disebut emulsifier atau agen pengemulsi, ke campuran. Minyak dan air akan membentuk emulsi permanen jika sabun atau deterjen ditambahkan sebagai emulsifier. Susu merupakan emulsi permanen mentega dalam air, dengan kase-in bertindak sebagai pengemulsi. Emulsi adalah koloid. Contoh Emulsi Beberapa contoh emulsi adalah susu, margarin, mentega, krim dan lotion pelembab, obat-obatan, tabir surya. Sebagai rasa ingin tahu, produk yang disebut bebas minyak adalah emulsi yang dibentuk oleh polimer pengemulsi. Jenis emulsi Tipe Emulsi yang pertama bisa ada sebagai “minyak dalam air” atau “air dalam minyak” dari emulsi. Jenis emulsi tergantung pada sifat-sifat fase terdispersi dan fase kontinyu. Jika fasa minyak didispersikan dalam fasa berair kontinu, emulsi dikenal sebagai “minyak dalam air”. Jika fase air adalah fase terdispersi dan fase minyak adalah fase kontinu, maka dikenal sebagai “air dalam minyak” Apakah emulsi minyak dan air berubah menjadi emulsi “air dalam minyak” atau emulsi “minyak dalam air” tergantung pada fraksi volume kedua fase dan jenis pengemulsi yang digunakan untuk mengemulsi mereka. Sifat Emulsi Partikel-partikel emulsi tak terhindarkan membentuk struktur tak homogen yang dinamis dalam skala kecil. Emulsi adalah sistem yang sangat tidak stabil dan memerlukan zat pengemulsi atau pengemulsi Ini biasanya merupakan zat aktif permukaan yang juga dikenal sebagai “surfaktan” Emulsi dibuat dengan pencampuran kontinu atau agitasi dari dua fase Ketika disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama atau dalam kasus tidak adanya zat pengemulsi, fase dalam emulsi cenderung terpisah, menghasilkan “retak emulsi” atau “fase inversi”. Komponen Emulsi Komponen dari emulsi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu 1. Komponen Dasar Adalah bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat dalam emulsi. Terdiri atas Fase dispersi/fase internal/fase diskontinu Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadoi butiran kecil kedalam zat cair lain. Fase continue/fase external/fase luar Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar pendukung dari emulsi tersebut. 2. Komponen Tambahan Merupakan bahan tambahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, corrigen odoris, corrigen colouris, preservative pengawet dan anti oksidan. Preservative yang digunakan Antara lain metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetas, dll. Antioksidan yang digunakan Antara lain asam askorbat, a-tocopherol, asam sitrat, propil gallat, asam gallat. Macam-macam emulsi Ada dua macam emulsi, sementara dan permanen. Contoh dari emulsi sementara adalah saus sederhana. Anda menggabungkan minyak dan cuka dalam botol, campuran mereka dan mereka bersatu untuk waktu yang singkat. Mayones adalah contoh emulsi permanen, yang terdiri dari kuning telur dan minyak. Kuning telur dan minyak tidak akan alami bercampur, tetapi perlahan-lahan mengaduk minyak ke dalam kuning telur, dua cairan membentuk emulsi stabil yang tidak akan terpisah. Saus Holland adalah emulsi permanen lain, yang terbuat dari kuning telur dan pengemulsi Ini adalah zat aktif permukaan yang ditambahkan ke emulsi untuk menstabilkan dua fase. Kerjanya pada antarmuka dan meningkatkan stabilitas kinetik emulsi sehingga ukuran tetesan tidak berubah secara signifikan seiring waktu, sehingga menstabilkan emulsi. Pengemulsi adalah senyawa yang biasanya memiliki bagian polar atau hidrofilik yaitu larut dalam air dan bagian non-polar yaitu hidrofobik atau lipofilik. Karena itu, pengemulsi cenderung memiliki lebih atau kurang kelarutan dalam air atau minyak. Menurut aturan Bancroft, pengemulsi dan partikel pengemulsi cenderung meningkatkan dispersi fase di mana mereka tidak larut dengan baik. Sebagai contoh, protein larut lebih baik dalam air daripada dalam minyak, dan cenderung membentuk emulsi minyak-dalam-air yaitu, mereka mendorong dispersi butiran-butiran minyak di seluruh fase air kontinu. Pengemulsi yang lebih larut dalam air umumnya membentuk emulsi minyak-dalam-air, sedangkan pengemulsi yang lebih larut dalam minyak akan membentuk emulsi air-dalam-minyak. Contohnya termasuk kuning telur, natrium fosfat, natrium stearoil laktilat, dll. Mekanisme Emulsifikasi Sejumlah proses dan mekanisme kimia dan fisika yang berbeda dapat terlibat dalam proses emulsifikasi. Teori tegangan permukaan – Menurut teori ini, emulsifikasi terjadi dengan pengurangan tegangan antarmuka antara dua fase Teori tolakan – Teori ini mengusulkan bahwa zat pengemulsi membuat film lebih dari satu fase yang membentuk gumpalan, yang saling tolak. Gaya tolak ini menyebabkan mereka tetap tersuspensi dalam media dispersi Modifikasi viskositas – Emulgensi tertentu seperti akasia, tragacanth, karboksimetilselulosa, polietilen glikol, dll. Meningkatkan viskositas medium, yang membantu menciptakan dan mempertahankan suspensi butiran fase terdispersi. Penggunaan Emulsi Sebagai Makanan Emulsi minyak-dalam-air adalah umum dalam produk makanan. Contohnya termasuk mentega, margarin, susu yang dihomogenisasi, mayones, dll Dalam Kesehatan Banyak bentuk sediaan kosmetik dan farmasi dalam bentuk emulsi. Kosmetik seperti lotion, krim, penghilang makeup bifasik sebenarnya adalah emulsi. Banyak bentuk oral, serta dosis topikal, adalah emulsi. Mikroemulsi digunakan untuk memberikan vaksin dan membunuh mikroba. Minyak hati ikan kod, kortisol, polisporin adalah beberapa contoh formulasi emulsi. Dalam Sintesis Kimia Emulsi digunakan dalam pembuatan dispersi polimer. Ini termasuk komponen utama dari lem dan cat.
EMULSI A. Pengertian Menurut FI IV Emulsi adalah sistem dua fase dimana salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan kecil. Menurut FI III Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Menurut Lachman Emulsi adalah suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika yang terdiri dari 2 cairan yang tidak saling bercampur. Menurut Parrot Emulsi adalah suatu sistem polifase dari 2 campuran yang tidak saling bercampur. Salah satunya tersuspensi dengan bantuan emulgator keseluruh partikel lainnya. Ukuran diameter partikelnya – 50 m. Menurut Physical Pharmacy Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika mengandung paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur satu diantaranya terdispersi sebagai globul-globul fase pendispersi dalam fase cair lainnya fase kontinyu distabilkan dengan adanya bahan pengemulsi/emulgator. Menurut Scovilles Emulsi yang digunakan dalam farmasi adalah sediaan yang mengandung 2 cairan yang tidak bercampur, satu diantaranya terdispersi secara seragam sebagai globul. Menurut Formularium Nasional Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya; umumnya dimantapkan dengan zat pengemulsi. Menurut Ansel Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersi terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak saling bercampur. Menurut DOM Martin Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak tercampurkan. Kesimpulan Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok. Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air. Emulsi semacam ini disebut emulsi vera atau emulsi alam, sebagai emulgator dipakai protein yang terdapat dalam bij tersebut. Pada pertengahana abad XVIII, ahli farmasi perancis memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab, tragacanth dan kuning telur. Emulsi yang terbentuk karena penambahan emulgator dari luar disebut emulsi spuria atau emulsi buatan. B. Komponen Emulsi Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu Komponen dasar, yaitu bahanpembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri atas Fase dispers/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam, yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil di dalam zat cair lain. Fase eksternal/ fase kontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai b ahan dasar bahan pendukung emulsi tersebut Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi. Komponen tambahan, adalah bahan tambahan yang sering ditambahkan ke dalam emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen, saporis, odoris, colouris, pengawet perservative, dan anti oksidan. Pengawet yang sering digunakan dalam sediaan emulsi adalah metil-, etil-, propil-, dan butil-paraben, asam benzoat, dan senyawa monium kuarterner. Antioksidan yang sering digunakan antara lain asam askorbat vitamin C, a-tokoferol, asam sitrat, propil galat, dan asam galat. C. Tipe Emulsi Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, emulsi digolongkan menjadi dua macam, yaitu Emulsi tipe O/W oil in water atau M/A minyak dalam air, adalah emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang tersebar atau terdispersi kedalam air. Minya sebagai fase internal dan air sebagai fase eksternal. Emulsi tipe W/O water in oil ata A/M air dalam minyak, adalah emulsi yang terdiri atas butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam minyak. Air sebagai fase internal dan minyak sebagai fase eksternal. D. Tujuan Pemakaian Emulsi Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang salin tidak bercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau per oral. Umumnya emulsi tipe o/w. Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe o/w maupun w/o, tergantung banyak faktor, misalnya sifat zatnya atau efek terapi yang dikehendaki. E. Bahan-bahan Pengemulsi Emulgator 1. Emulgator Alam Emulgator Alam yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan A. Emulgator dari tumbuh-tumbuhan 1 Gom arab 2 Tragakan 3 Agar-agar 4 Chondrus 5 Emulgator lain B. Emulgator hewani 1 Kuning telur 2 Adeps lanae C. Emulgator dari mineral 1 Magnesium Aluminium Silikat Veegum 2 Bentonit 2. Emulgator Buatan/Sintetis A. Sabun B. Tween 20; 40; 60; 80 C. Span 20; 40; 80 Emulgator dapat dikelompokkan menjadi Anionik sabun alkali, Na-lauril sulfat. Kationik senyawa amonium kuarterner. Nonionik tween dan span. Amfoter protein, lesitin. F. Cara Pembuatan Emulsi 1. Metode Gom Kering atau Metode Kontinental Dalam metode ini, zat pengemulsi biasanya gom arab dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk membentuk korpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia. 2. Metode Gom Basah atau Metode Inggris Zat pengemulsi ditambahkan kedalam air zat pengemulsi umumnya larut dalam air agar membentuk suatu musilago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, kemudian diencerkan dengan sisa air. 3. Metode Botol atau Metode Botol Forbes Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah kurang kental. Serbuk gom dimasukkan kedalam botol kering ditambahkan 2 bagian air, botol ditutup, kemudian campuran tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sambil dikocok. G. Kestabilan Emulsi Emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal-hal seperti dibawah ini. Creaming yaitu terpisahnya emuulsi menjadi dua lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase disfer lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel, artinya jika dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali. Koalesensi dan cracking breaking adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat ireversibel tidak dapat diperbaiki kembali. Hal ini terjadi karena adanya peristiwa kimia seperti penambahan alkohol, perubahan pH, peristiwa fisika seperti pemanasan, penyaringan, pengadukan, pendinginan, dan peristiwa biologis seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi. Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau sebaliknya. Sifatnya ireversible. H. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan Emulsi Mortir dan Stemper Botol Mixer dan Blender Homogenizer Colloid Mill Pustaka Syamsuni, 2005. Ilmu Resep. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran. Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta Gadjah Mada University Press.
“Asam askorbat atau vitamin C merupakan nutrisi yang berfungsi untuk membentuk kolagen, yaitu suatu zat yang berperan penting dalam memperbaiki gigi, tulang, dan kulit. Kamu bisa menemukan nutrisi ini dalam berbagai buah dengan rasa asam dan beberapa jenis sayuran.” Halodoc, Jakarta – Vitamin C memiliki peran yang sangat penting berkaitan dengan bermacam proses yang terjadi pada tubuh. Ini termasuk menjaga dan membuat kerja sistem imunitas tubuh lebih optimal, membantu proses pembentukan protein, kolagen, hingga membantu meningkatkan penyerapan zat besi pada tubuh. Sayangnya, vitamin C tidak bisa terbentuk secara alami pada tubuh. Artinya, untuk bisa memenuhi kebutuhan harian tubuh akan vitamin satu ini, kamu perlu mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C. Misalnya, tomat, jeruk, bayam, stroberi, atau buah kiwi. Namun, kamu juga perlu memperhatikan bahwa ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko tubuh kurang vitamin C, yaitu diet yang tidak tepat dan kebiasaan merokok. Baca juga 8 Manfaat Jeruk, Buah Kaya Vitamin C Secara sederhana, tubuh membutuhkan asam askorbat karena memang sangat bermanfaat untuk berbagai proses kehidupan. Pembuluh darah, otot, tulang, jaringan ikat, gigi, dan kulit membutuhkan nutrisi ini. Misalnya, agar terhindar dari anemia, tubuh membutuhkan zat besi. Nah, supaya mampu terserap dengan baik, dibutuhkan vitamin C untuk membantu proses tersebut. Tidak hanya itu, nutrisi ini juga sering digunakan untuk mengatasi dan sebagai tindakan pencegahan dari kekurangan asupan vitamin C yang disebut dengan skorbut. Lalu, orang-orang yang memiliki kerentanan terhadap kurang vitamin C karena masalah pencernaan pun membutuhkan suplemen ini. Pasalnya, apabila sudah sangat parah, kondisi tersebut bisa mengakibatkan gusi berdarah, anemia, dan memar pada tubuh. Berapa Dosis yang Dianjurkan? Suplemen asam askorbat bisa dengan mudah kamu dapatkan di apotek terdekat. Cek kebutuhan obat kamu melalui layanan pharmacy delivery di aplikasi Halodoc. Download saja aplikasinya di ponselmu. Kalau kamu harus berobat ke rumah sakit, buat janji lewat aplikasi Halodoc juga bisa kok. Baca juga Ingin Suntik Vitamin C? Kenali Dulu Manfaat dan Bahayanya Akan tetapi, ada jumlah asupan harian yang perlu kamu perhatikan. Pasalnya, kebutuhan rata-rata asam askorbat pada setiap orang tentu saja sangat berbeda, bergantung pada jenis kelamin, kondisi medis yang menyertainya, dan usia. Misalnya, untuk bayi dan anak dengan usia antara 0 sampai 9 tahun, kebutuhan rata-rata asam askorbat adalah sekitar 40 sampai 50 miligram sehari. Sementara untuk remaja perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 10 sampai 15 tahun, kebutuhannya adalah 20 sampai 75 miligram dalam satu hari. Kemudian, untuk laki-laki dewasa berusia antara 16 sampai 80 tahun ke atas, kebutuhannya hanya 90 miligram atau setara dengan mengonsumsi dua buah jeruk. Sementara untuk wanita dewasa dengan rentang usia yang sama membutuhkan asupan asam askorbat sekitar 75 miligram saja dalam satu hari. Namun, perhatikan, konsumsi dan kebutuhannya akan menjadi berbeda untuk perempuan yang sedang hamil. Dosisnya adalah sekitar 85 miligram dalam satu hari. Lalu, untuk ibu menyusui, kebutuhannya menjadi 120 miligram dalam sehari. Jadi, ada baiknya kamu tanyakan dulu pada dokter sebelum mengonsumsi asam askorbat ini, ya! Baca juga Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin C Bisa Bahayakan Ginjal Hal lainnya yang perlu kamu perhatikan adalah perbanyak konsumsi air putih untuk membantu melancarkan proses penyerapan nutrisi ini di dalam tubuh. Hindari pula menambah, mengurangi, atau bahkan menghentikan konsumsinya secara tiba-tiba tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter. Referensi Drugs. Diakses pada 2021. Ascorbic Acid. WebMD. Diakses pada 2021. Ascorbic Acid. Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Vitamin C.
Skip to content Beranda / Obat A-Z / Asam Askorbat Manfaat, Dosis, Efek Samping Asam Askorbat Manfaat, Dosis, Efek Samping – Asam askorbat obat apa? Asam askorbat adalah nama lain dari vitamin C. Jenis vitamin larut air ini merupakan salah satu vitamin paling dibutuhkan oleh tubuh. Fungsi asam askorbat adalah sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem lebih jauh tentang Asam askorbat mulai dari manfaat, dosis, efek samping, dan lainnya tentang Asam askorbat berikut ini. Rangkuman Informasi Obat Asam askorbat Nama Obat Asam askorbat Kelas Obat Suplemen Kategori Obat bebas Manfaat Obat Antioksidan, meningkatkan sistem imun Dikonsumsi Oleh Dewasa dan anak-anak Sediaan Obat Tablet effervescent, tablet hisap, cairan injeksi Manfaat Asam askorbat Fungsi asam askorbat secara umum adalah menjaga sistem imun tubuh dan sebagai antioksidan. Antioksidan asam askorbat umumnya dapat didapatkan dari sumber makanan. Penggunaan asam askorbat vitamin C dalam bentuk suplemen umumnya dilakukan untuk mengatasi beberapa masalah terkait dengan defisiensi vitamin C. Manfaat dan fungsi asam askorbat sebagai suplemen meliputi dan mencegah penyakit scurvy Scurvy adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin C. Seseorang yang jarang mengonsumsi buah dan sayur berisiko tinggi terkena scurvy. Gejala scurvy dapat meliputi lemah, lelah, gusi berdarah, dan gangguan pada kulit. 2. Membantu penyerapan zat besi Fungsi asam askorbat yang kedua adalah membantu dalam penyerapan zat besi. Konsumsi vitamin C bersama zat besi dapat meningkatkan penyerapan zat besi. Hal ini lah yang menyebabkan kekurangan vitamin C juga dapat memicu anemia, karena zat besi sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. 3. Antioksidan dan meningkatkan sistem imun Suplemen vitamin C juga dapat bertindak sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat memicu kerusakan sel. Fungsi antioksidan asam askorbat tidak hanya dimanfaatkan untuk kesehatan, tapi juga dalam bidang kecantikan untuk mencegah penuaan. Asam askorbat vitamin C juga dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Konsumsi vitamin C ketika gejala penyakit ringan seperti flu muncul umumnya dapat membantu tubuh kembali pulih tanpa harus mengonsumsi obat-obatan lain. Selain fungsi asam askorbat di atas, beberapa fungsi vitamin C lainnya adalah seperti untuk mengosongkan perut pada prosedur kolonoskopi, meningkatkan protein dalam urin, tekanan darah tinggi, radang lambung, dan masih banyak lagi. Asam askorbat dapat diberikan bersamaan dengan obat-obatan lain untuk mengatasi kondisi-kondisi tersebut. Dosis Asam askorbat Sediaan Asam askorbat bermacam-macam mulai dari tablet, tablet hisap, tablet effervescent, dan juga cairan injeksi. Dosis harian asam askorbat yang direkomendasikan adalah sebagai berikut ini Usia 0-6 bulan 40 mg/hari. Usia 7-12 bulan 50 mg/hari. Usia 1-3 tahun 15 mg/hari. Usia 4-8 tahun 25 mg/hari. Usia 9-13 tahun 45 mg/hari. Perempuan usia 14-18 tahun 65 mg/hari. Remaja hamil 80 mg/hari. Remaja menyusui 115 mg/hari Laki-laki usia 14-18 tahun 75 mg/hari. Pria 19 tahun ke atas 90 mg/hari. Wanita 19 tahun ke atas 75 mg/hari. Wanita hamil 85 mg/hari. Wanita menyusui 120 mg/hari. Apabila Anda seorang perokok, maka dosis harus ditambahkan 35 mg/hari. Dosis di atas adalah dosis harian asam askorbat. Dosis bisa didapatkan dari suplemen atau bisa juga sebagian didapatkan dari asupan diet lainnya. Dosis suplemen dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Gunakan obat ini sesuai dengan dosis yang disarankan dan jangan mengganti dosis tanpa berdiskusi dengan dokter maupun apoteker. Petunjuk Penggunaan Asam askorbat Asam askorbat harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Berikut adalah cara minum Asam askorbat yang benar Gunakan suplemen asam askorbat sesuai dengan dosis yang disarankan. Gunakan suplemen asam askorbat pada waktu yang sama setiap harinya. Jika dosis terlewat, segera konsumsi obat saat ingat. Namun jika dekat dengan dosis selanjutnya, maka cukup konsumsi dosis selanjutnya saja. Jika tidak sengaja mengonsumsi suplemen asam askorbat melebihi dosis yang disarankan, segera konsultasikan ke dokter. Petunjuk Penyimpanan Asam askorbat Berikut adalah petunjuk penyimpanan asam askorbat yang harus diperhatikan Simpan suplemen vitamin C pada suhu ruangan. Simpan suplemen asam askorbat di tempat kering dan tidak lembap. Hindari suplemen asam askorbat dari cahaya atau sinar matahari langsung. Hindari suplemen asam askorbat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Efek Samping Asam askorbat Setiap jenis obat memiliki potensi menimbulkan efek samping, begitu juga dengan vitamin. Asam askorbat vitamin C juga memilki potensi menimbulkan efek samping. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan asam arkorbat Diare Mual Muntah Kram perut Mulas Efek samping lain yang lebih serius namun lebih jarang terjadi adalah seperti Buang air kecil menyakitkan Urin mengandung darah Reaksi alergi seperti ruam, gatal, bengkak pada wajah, lidah, tenggorokan, pusing, kesulitan bernapas. Efek samping di atas tidak selalu terjadi. Efek samping dapat terjadi akibat penggunaan obat berlebihan, interaksi obat, penggunaan jangka panjang, atau karena kondisi tertentu dari setiap pasien yang tentunya berbeda-beda. Jika Anda merasakan gejala efek samping berat atau reaksi alergi dari penggunaan obat ini, segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Interaksi Obat Asam askorbat Interaksi obat dapat terjadi ketika Asam askorbat digunakan bersama dengan jenis obat-obatan lain tertentu. Interaksi obat menyebabkan efektivitas obat menurun dan dapat meningkatkan potensi terjadinya efek samping. Berikut adalah jenis obat yang sebaiknya tidak digunakan bersama dengan Asam askorbat Aluminium Estrogen Fluphenzine Kemoterapi Obat untuk HIV/AIDS, protease inhibitor Statin Niacin Warfarin Obat-obatan lain yang mungkin juga dapat berinteraksi meskipun kemungkinannya lebih kecil adalah seperti Acetaminophen Aspirin Trilisate Nicardipine Nifediine Salsalate Daftar obat di atas kemungkinan bukan merupakan daftar lengkap. Beri tahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi atau belakangan mengonsumsi obat-obatan tertentu baik obat resep, non-resep, hingga herbal. Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan interaksi obat, maka sebaiknya dihindari. Diskusikan juga dengan dokter tentang jenis makanan atau minuman yang sebaiknya dihindari selama penggunaan obat Asam askorbat untuk menghindari interaksi obat. Peringatan dan Perhatian Asam askorbat Asam askorbat tersedia dalam sediaan obat bebas dan dapat juga dikombinasikan dengan obat lain dan masuk ke dalam golongan obat resep. Ikuti petunjuk penggunaan obat ini dengan seksama untuk menjaga keamanannya. Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu menjadi peringatan dan perhatian selama penggunaan obat Asam askorbat Jangan gunakan suplemen ini pada pasien yang hipersensitif terhadap asam askorbat vitamin C dan komponen lain yang terkandung dalam suplemen ini. Hati-hati penggunaan pada pasien dengan kondisi seperti hamil, menyusui, memiliki riwayat penyakti ginjal, memiliki riwayat defisiensi G6PD, diabetes, dan kelainan darah. Sumber VITAMIN C ASCORBIC ACID – diakses 26 April 2019 Vitamin C – diakses 26 April 2019 ASAM ASKORBAT – diakses 26 April 2019 DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
asam askorbat dalam emulsi berfungsi sebagai